Sabtu, 31 Desember 2016

SIM SALABIM & BERKAT YANG TERTUNDA

SIM SALABIM & BERKAT YANG TERTUNDA

Tahun 2017 semakin dekat dan hanya dalam hitungan jam maka kita akan masuk pada lembaran tahun yang baru. Tidak terasa sudah 16th setelah saya pertama kali menginjakkan kaki untuk berkuliah di Surabaya :D dan tidak terasa sudah 15th lamanya saya berkecimpung didalam dunia marketing.

Di tahun-tahun awal saat saya menjajaki dunia marketing, ada banyak hal yang membuat saya jengkel (hahahaha). Khususnya bila ada yang mempertanyakan kredibilitas dan kemampuan saya dalam menjelaskan/menceritakan sebuah produk (yang saya jual tentunya). Belum lagi kalau ada yang menghina jualan saya ataupun membandingkannya dengan barang lain yang sudah jelas berbeda namun dengan keras kepalanya oleh si calon konsumen dianggap sama.

Setahun pertama saya berprofesi sebagai marketer terasa seperti gurun pasir dan tahun keduanya seakan menjadi gurun api dalam kehidupan marketing saya. Kenapa? Karena 2th tersebut saya tidak menghasilkan sesuatu yang signifikan yang mampu membuat orang-orang percaya bahwa apa yang saya lakukan memang baik (termasuk produk saya manjur). Kalau hanya namanya stress sih tahun-tahun itu makanan sehari-hari. Apalagi ditambah dengan keuangan yang semakin menipis (hahaha).

Dalam masa-masa sulit itulah saya kemudian berpikir mengapa ya manusia tidak bisa "sihir". Semisal hanya sekedar mengucap "sim salabim" atau "abra kadabra" maka semua keinginan kita bisa terwujud. Kalau ingin duit ya terjadilah, ingin makanan juga terjadilah. Dan kita juga bisa membantu orang lain dari hasil "abra kadabra" serta "sim salabim" kita (ngarep.com).

Butuh bertahun-tahun bagi saya untuk menyadari bahwa hal itu tidak mungkin akan terjadi (hahaha), bahwa tidak ada yang instant di dunia ini. Dan akhirnya saya menyadari bahwa Tuhan hanya memberikan suatu berkat kepada orang yang menurut-Nya pantas menerimanya. Dan walaupun saat ini saya belum pernah bertemu langsung dengan manusia si "abra kadabra" atau "sim salabim" itu, namun bisa jadi mereka juga benar adanya bukan? Dan mereka yang sangat sedikit jumlahnya itu, menerimanya sebagai berkat dari Tuhan karena hanya merekalah yang pantas memiliki kekuatan-kekuatan tersebut.

Kembali ke kenyataan hidup, saya menyadari hal-hal tersebut karena saya kemudian mengerti ada manusia-manusia yang tidak mampu mengendalikan dirinya. Dan tipe manusia seperti itu sangat mungkin tidak mampu mengendalikan sumber daya yang dimilikinya. Bagaimana bila manusia yang (meminjam istilah ngetrend saat ini) bersumbu pendek, mendapatkan berkah dari Tuhan sehingga memiliki sumber daya cukup untuk mendapatkan keinginan-keinginannya? Bukankah pasti akan ada manusia lain yang menderita dan menjadi korban?

Sebagai contoh, Nyamuk dan Lalat adalah pengganggu. Dan bila musuhnya memiliki kekuatan tidak terbatas namun memiliki karakter yang tidak baik, maka bisa saja seekor lalat dibunuh dengan menggunakan bazzoka. Dan hal ini bukan hanya mematikan lalat (yang bisa jadi malah lolos), tetapi malah menghancurkan sekelilingnya? Kira-kira emosi inilah yang dikhawatirkan Tuhan bila memberikan berkah yang besar kepada si sumbu pendek.

Seringkali ada banyak orang yang mengeluhkan kehidupannya. Mereka merasa seakan-akan Tuhan tidak adil. Mengapa ada yang sudah bekerja membanting tulang siang dan malam tidak mendapatkan berkat yang besar? Dan mengapa ada yang bekerja "seadanya" mendapatkan berkat yang berlimpah. Terlepas dari konsep Karma (hukum tabur tuai), saya kemudian juga merasa bisa jadi pekerjaan yang dia selesaikan tidak diselesaikan dengan sukacita, tidak dengan ikhlas sehingga Tuhan yang maha tahu juga merasa perlu untuk mempertimbangkan berkat yang akan diberikan-Nya kepada orang tersebut.

Pekerjaan yang diselesaikan dengan merengut, wajah yang cemberut dan mengeluarkan kata-kata yang tidak perlu tidak akan menjadi ibadah dalam kehidupannya. Hanyalah menjadi seperti beban yang tidak berkesudahan. Sehingga bisa jadi Tuhan malah merasa kasihan dengan yang bersangkutan dan sengaja tidak memberikan berkat karena Tuhan merasa bila akan memberikan berkat pada pekerjaan yang dihasilkan dari wajah cemberut, tutur kata yang tidak pantas atau merengut hanya akan menyiksa si orang tersebut dan seakan membuatnya terpaksa untuk terus mengerjakan sesuatu yang tidak disukainya.

Tuhan itu Maha Adil, Maha Tahu, Maha Kaya, Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Sehingga tidak mungkin dengan semua kelebihan Tuhan itu, Tuhan tidak membaginya sedikit kepada kita. Hanya mungkin saja karena Tuhan merasa bila memberikan berkat-Nya hanya akan membuat kita bertambah "nelangsa", maka Tuhan tidak memberikannya dan menunggu sampai kita mampu menyukai apa yang kita kerjakan dan menjadi berkat buat kehidupan kita yang penuh kebahagiaan dan sukacita.

Jadi dengan ini maka saya menyadari, bisa jadi lho kita belum mendapatkan apa yang kita mau karena Tuhan memang sedang sengaja menundanya. Karena kita tidak bahagia dengan keadaan kita, maka Tuhan menunggu kita bahagia untuk menerima berkat-Nya. Dan akan sangat apes sekali bila manusia itu sifatnya demikian jelek sehingga tidak ada suatu apapun yang disyukurinya sehingga terus menerus ditunda berkatnya oleh Tuhan karena dia tidak pernah tulus dan sukacita dalam melakukan pekerjaannya.

Hasil renungan ini adalah renungan pribadi yang bisa jadi benar ataupun tidak benar. Namun saya pribadi akan menjadikannya sebuah pengingat sehingga bila dimasa depan saya akan melakukan sesuatu dengan keterpaksaan padahal tidak ada yang salah dengan apa yang akan saya lakukan, maka saya akan mengubah pandangan saya dan melakukannya dengan sukacita sebagai ibadah saya kepada Tuhan untuk menunjukkan syukur saya kepada-Nya. Karena bukankah pekerjaan adalah Ibadah? Demikian dengan Senyum dan rasa Syukur juga Ibadah?

Semoga berkah berlimpah bagi kita semuanya, Happy Weekend, Happy New Years Eve dan Be Happy :) Karena bahagia itu ada didalam kita, bukan dari luar kita :)

Sabtu, 24 Desember 2016

Biksu yang berbuat kejahatan

Beberapa waktu lalu saya dan Mama saya mendapatkan berkah untuk bisa mengikuti Kathina di Bangkok. Kenapa ini berkah? Karena selain ini merupakan complimentary, juga bertepatan dengan perayaan besar Buddhism dan dapat merayakannya di Negara dengan penduduk Buddhist terbesar di Asia Tenggara.
Suatu ketika saat saya sedang melakukan persembahan, guide yang menemani kami merasa kurang nyaman dan terlihat jelas wajahnya kurang begitu bersahabat dengan salah seorang Biksu yang kami berikan persembahan. Saat prosesi saya diam saja, namun setelahnya saya dan Mama saya bertanya agar jelas duduk permasalahannya.

Guide kami menerangkan bahwa Biksu tersebut saat kami lakukan sebuah prosesi tidak terlihat menerima dengan baik, menggoyang-goyangkan kaki dan badannya serta mencoba untuk berbasa-basi dengan dia dengan bertanya beberapa hal yang tidak sepatutnya ditanyakan oleh seorang Biksu. Saya dan Mama saya tidak memperpanjang lagi dan langsung mengangguk-angguk mengerti.

Kita hidup dalam dunia yang kompleks, siapapun bisa menjadi apa saja yang dia mau. Berpura-pura kaya, bisa berfoto dengan mobil sport dan memajangnya disosial media. Bisa juga dengan berfoto dengan semua emas yang melingkar ditangan, kaki, perut dan kepala. Bisa juga dengan berfoto didalam pesawat pribadi atau apapun juga. Namun bukan berarti bahwa semua orang yang melakukan berpura-pura, karena bisa jadi juga itu adalah kebenaran.

Sebuah kebenaran hanya bisa dipastikan oleh pelaku yang melakukan dan Tuhan. Namun cirinya bisa dipertimbangkan oleh siapa saja. Bagi saya, Biksu adalah manusia juga. Bahkan sebagian besar masihlah manusia biasa yang belum mencapai tingkat kesucian tertentu. Tetapi selama beliau sudah ditahbiskan, sudah melaksanakan Vinaya, berbagi ilmu dalam Dhamma serta berperilaku benar, bagi saya Biksu tersebut sudah jauh lebih baik dari saya yang memilih sebagai perumah tangga (manusia biasa).

Dalam jaman Sang Buddha tidak sedikit kisah Biksu yang berpikiran dan berbuat hal tidak baik. Bahkan seorang kerabat Buddha Gautama yang menjadi Biksu pernah ingin mencelakakan beliau. Hal ini meracuni dan membuat sedikit dari orang yang belum mengenal Dhamma ketika itu menilai Biksu tidak benar. Hal ini adalah karena kebiasaan manusia melihat segala sesuatunya secara stereotype visual.

Di jaman kekaisaran China, hanya Kaisar yang boleh menggunakan Jubah Naga berwarna Kuning. Permaisuri dan Selir Utama juga memiliki hiasan rambut dan pakaian yang berbeda. Ini karena banyak yang belum pernah melihat wajah mereka. Hanya dengan melihat pakaian maka orang biasa menjadi tahu mereka berhadapan dengan siapa.

Walaupun alasan Biksu menggunakan jubah bukan karena sedangkal demikian, namun secara garis besar akan membuat pengertian dan memunculkan stereotype yang sama. Ketika saya berjalan-jalan di jalan raya dan menemui orang yang "Botak" serta mengenakan Jubah, serta merta saya akan memberikan sikap Anjali sebagai penghormatan. Sikap saya ditunukan kepada Jubahnya, individu didalamnya akan juga menerimanya secara tidak langsung.

Karena ini bukan membicarakan Jubah, maka saya tidak menjelaskan panjang pendek kisah Jubah. Namun maksud penulisan ini, dengan dikaitkan dengan gambar dibawah serta kisahnya ingin meluruskan bahwa tidak semua yang menyatakan dirinya sebagai Biksu adalah orang yang baik dan benar. Ada yang berpura-pura menjadi biksu secara artian harafiahnya, atau belum pernah ditahbiskan tetapi menggunakan jubah Biksu. Ada juga yang berpura-pura menjadi Biksu secara batiniahnya. Ditahbiskan, belajar Dhamma, namun melakukan praktek Dhamma yang keliru dan menimbulkan pemahaman yang keliru.

Bagi saya stereotype itu yang harus kita rubah. Kita boleh menghormati jubahnya, namun tidak selalu harus mengikuti perintahnya. Karena bisa jadi Ajaran Dhamma dan ajaran KeTuhanan tidak dilakukannya dengan benar sehingga kita akan menerima informasi yang keliru. Ajaran Buddhist adalah ajaran kedamaian, untuk mencapai kesempurnaan dalam pemikiran dan tingkah lakunya, memiliki keseimbangan Bathin dan mengerti akan kebenaran untuk mencapai Nibbana, bukan untuk menerima dana yang bagus-bagus, menerima sumbangan yang banyak atau menikmati kehidupan duniawi.

Semoga dengan mengerti hal ini maka kita bisa menjadi lebih baik dalam menjalankan kebajikan dan kebenaran, semoga semua makhluk hidup berbahagia, Sabbe Satta Bhavantu Sukkbitatta

Happy Mothers Day 2016

Kata-kata menjadi terlalu sederhana untuk menceritakan apa yang kami rasakan,
Lagu juga menjadi terlalu singkat untuk mengisahkan perjuangan yang dilakukannya,
Persembahan pun menjadi terlalu sedikit untuk menilai apa yang dikorbankannya,

Sekali setahun tidaklah cukup untuk mengucapkan terima kasih,
Terima kasih kepada Tuhan untuk memilihkan Mama yang terbaik buat kami,
Terima kasih kepada Papa untuk memilihkan Mama yang terbaik buat kami,
Terima kasih kepada Leluhur untuk memberikan Mama yang terbaik buat kami,

Sekali setahun tidaklah cukup untuk mengucapkan syukur,
Kepada Tuhan untuk menghadirkan Mama yang terbaik,
Kepada Para Sinbeng karena memberikan berkah Mama yang terbaik,
Kepada para Leluhur karena telah membimbing Mama yang terbaik,

Sekali setahun tidaklah cukup,
Untuk mengucapkan Selamat karena telah menjadi Mama yang terbaik buat kami bertiga,
Untuk memberikan penghargaan "The Best Mom in the world" bagi Mama kami bertiga,

Namun hanya ini yang bisa kami berikan, karena kami tahu apapun yang kami lakukan dan berikan akan tidak pernah cukup atas semua yang pernah Mama lakukan buat kami bertiga

Terima kasih karena telah menjadi Mama kami dan terus mau membimbing serta menyemangati kami, menghibur kami dan mendampingi kami dalam semua peristiwa baik suka maupun duka dalam kehidupan kami

With Many Love, Respect and Honour to our Lovely Mom Lie Ay Ing,

Minggu, 04 Agustus 2013

Selamat Jalan Ama.......

Well, Sudah lama banget saya nggak menulis satupun pemikiran saya,
Dengan demikian sebenarnya ada cukup banyak hal dan pemikiran yang yang saya pungut disana-sini sambil menjalani kehidupan saya setiap harinya. Namun kali ini bukan untuk itu, kali ini saya sedang berada dalam duka......

Minggu lalu Ama saya, satu-satunya Nenek kandung yang masih saya punya tadinya berpulang ke rumah Tuhan Jumat sore kemarin, 26 Juli 2013. Saat saya pertama kali mendengar berita itu dari mama, saya belum merasakan sesuatu yang aneh hingga saya duduk dan diam dalam ruangan kantor saya. Perlahan-lahan saya mengumpulkan memori sedikit demi sedikit yang saya punya tentang Ama, sekonyong-konyong saya seakan-akan mendengar Ama memanggil saya, Seakan tersadar dari semua hal yang barusan lewat dada saya mulai terasa sesak dan saya mulai menangis. Walaupun kami nggak sering saling menelpon, walaupun saya jarang mendengarkan suaranya, tetapi saya tau Ama ada disana, ditempat yang bila saya inginkan bisa saya tuju hanya dengan 1x penerbangan dari kota dimana saya berada saat ini, Ama yang akan ada ketika saya meminang wanita yang saya cintai dan yang akan ada disaat-saat bahagia saya.

Kira-kira seperenam dari 31tahun kehadiran saya didunia, dihabiskan dengan tinggal bersama Akung dan Ama, tetapi sejujurnya saya tidak banyak mengingat masa kecil saya, Yang saya tahu adalah saya dimanja oleh mereka. Akung pergi kerumah Tuhan kira-kira saat saya kelas satu sekolah menengah pertama. Saat itu saya belum tau rasanya kehilangan,  saya hanya tau Akung tidak ada dan saya nggak akan pernah bertemu dengannya lagi. Tapi kali ini terasa sangat berbeda, saya bahkan belum berhenti menangis setiap saya mengingat Ama. Ada banyak hal yang tiba-tiba saya inginkan dalam kehadirannya, bercerita dengannya atau paling tidak sekedar ingin bilang saya menyayanginya.

Terakhir saya bertemu Ama adalah desember 2 tahun lalu pada pernikahan adik saya, itulah kenangan terakhir yang saya punya tentang Ama, sedangkan terakhir kalinya saya berbicara dengan Ama seingat saya adalah saat Imlek tahun ini. Walaupun begitu ini adalah sebuah hubungan yang tidak dapat diputuskan. Selama ini walaupun saya tidak mengunjunginya saya tahu Ama ada disana dan someday saya akan mampir. Tetapi sekarang itu nggak mungkin, Ama sudah nggak ada lagi.

Sebelum pemakaman Ama akhirnya saya bisa tiba dan mengucapkan kata-kata perpisahan, secepat yang saya bisa dalam semua kemungkinan yang bisa diambil. Namun sayangnya saya terlambat, saya nggak bisa melihatnya  karena peti terlanjur ditutup. Saya hanya bisa menatap peti putih tempat Ama bersemayam, menatap lukisan kecil The Last Supper Yesus bersama murid-murid-Nya. Saya hanya bisa diam entah berapa lama, Semuanya kosong, yang terasa hanya sakit didalam dada saya sementara air mata terus mengalir perlahan. Disana saya berdiri sambil mengulang semua memory yang saya punya dalam kenangan bersama Ama, karena hanya itulah yang tersisa...... kenangan.

Setelah saya bisa menguasai diri saya, saya hanya bisa bilang berbisik semoga Ama bahagia dialam sana, semoga bahagia bisa bertemu kembali dengan Akung dan kemudian mencium petinya.

Well, dari cerita yang saya dengar, walaupun tubuhnya Ama membengkak dan terjadi pecah pembuluh darah tetapi Ama tidak kesakitan. Ama meninggal dalam tenang. Bagaimanapun juga ini melegakan. Tidak ada satupun diantara kita yang ingin mendengar ada yang pergi dalam kesakitan.

Saya teringat saat-saat dimana saya kehilangan 2 orang Nenek saya yang sebelumnya dari garis Mama bertahun-tahun yang lalu. Saat itu saya juga tidak berkesempatan mengantarkan mereka. Ma Ek yang pertama meninggal, saat saya dan adik-adik sedang dalam ujian tengah semester kuliah dan saat kepergian Ma Cim, saya sedang dalam ujian Tahap akhir perkuliahan. Anyway, Anything of those excuse won't fix anything and couldn't turn back time. I Still can't see them for the last time, and the worst is there won't be next time, only that time is the last one to say goodbye. Satu-satunya penghiburan bagi yang ditinggalkan adalah kata-kata "Ini yang terbaik", "Relakan karena mereka sudah mencapai Surga", "Ini jalan yang diberikan Tuhan", "Mereka sudah waktunya untuk pergi". You know, I believe to every of that statement, but it just can't fix the feeling. It just can't make me stop thinking of them in my lonely hours, so i just keep work and make myself busy. But the worst part is at night when i close my eyes and still see them on my mind sampai akhirnya dari sebuah buku yang saya baca mengatakan bahwa "Jangan melupakan orang-orang yang telah pergi, karena begitu kita melupakan mereka, maka mereka akan pergi selamanya tanpa ada yang tersisa sama sekali, ingatlah mereka dalam semua kebaikannya, dalam semua kebijaksanaan mereka dan dalam semua kebaikan yang telah mereka buat, maka mereka akan hidup selamanya dalam diri kita". Even it still hard to accept the lost, tapi kata-kata itu menyejukkan dan terasa lebih benar dari semua hal yang pernah diberitahukan.

Dan untuk terakhir kalinya, Selamat jalan Ama, semoga penuh dengan kebahagiaan, selamat bertemu kembali dengan yang sudah terpisahkan sebelumnya, jangan kuatirkan kami Ama, Irfan berjanji untuk hidup dalam kebaikan, berusaha menjadi apa yang diharapkan Ama dan selalu menjadi cucu yang bisa dibanggakan........ Walaupun tidak mungkin untuk menjadi sempurna, tetapi Irfan yakin selalu ada pilihan untuk menjadi yang lebih baik........

Rabu, 28 Desember 2011

Thank You GOD for 2011

Tahun 2011 akan segera berakhir dalam hitungan 3 hari lagi, Well, ijinkan saya mewakili diri saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas semua berkah yang sepanjang tahun ini diberikan kepada saya. Semoga dengan kebahagiaan ini, saya tak akan pernah lupa akan berkah dan bantuan Tuhan dalam mendampingi saya selama hampir 30th dalam hidup saya :)

1. Thank you for always be there for us, untuk tidak selalu memberikan apa yang kami minta, namun menjadikan apa yang terbaik bagi kami.
2. Terima kasih karena sepanjang tahun ini terus ada untuk papa dan mama saya, mendampingi mereka disaat-saat terburuk mereka, menjaga mereka dari semua penyakit mereka dan membuat mereka berbahagia dan tersenyum.
3. Terima kasih karena tahun ini papa-mama mendapatkan seorang anak lagi untuk menjaga adik kecil kami. seorang adik untuk saya dan seorang kakak untuk edwin :)
4. Terima kasih karena tahun ini terus mendampingi saya dalam saat-saat tersulit saya, tidak membuat saya lupa akan keberadaan Tuhan dan menemani saya disaat saya tidak memiliki siapapun untuk diajak berbagi.
5. Terima kasih atas berkat untuk Pelita LCTT yang sedang saya rintis, terima kasih karena telah diberikan sahabat dan partner yang terbaik bagi pertumbuhan perusahaan.
6. Thank you for make me be the guy that i love to be this year. Full of vision and goals for my next stage.
7. Thank you for giving us so many chance to collecting goodness inside us also For helping people in needs.
8. Terima kasih untuk karena memberikan saya sahabat-sahabat yang terbaik, yang terus memberikan support dan selalu ada untuk saya. Semoga saya juga akan terus ada untuk mereka.
9. Terima kasih karena saat ini saya masih bernafas dan masih bisa mengucapkan syukur
10. Terima kasih karena telah menunjukkan kepada saya hati anak-anak Panti yang berbahagia saat dipeluk dan dikunjungi oleh saya. Semoga saya bisa terus memberi dan ingat akan keberadaan mereka.
11. Terima kasih atas sakit yang diberikan kepada saya saat ini sehingga saya masih bisa menyadari kekeliruan saya. Merenungi apa yang bisa saya perbaiki dalam kehidupan saya.
12. Terima kasih karena saya masih bisa berusaha menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.

Semoga Tahun 2012 bisa menjadi tahun penuh dengan kebaikan bagi kita semua, menjadikan kita manusia yang lebih bijaksana dan penuh dengan kerendahan hati, menjadikan kehidupan kita lebih baik dan bermakna, serta menjadikan kita sebagai anak yang berbakti pada orang tua serta mampu menjaga nama baik leluhur yang telah ratusan tahun dijaga.

Smoga matahari terbit dari tempatnya setiap pagi, dan bintang bersinar menunjukkan jalannya. Semoga berkah melimpah dalam setiap langkah kita, Akhirnya semoga impian kita tercapai dan direstui oleh semesta :)

Jumat, 09 September 2011

5 Kunci Pencegahan Diabetes

Jika dalam hidup Anda sehari-hari mengonsumsi makanan sehat atau berolahraga secara teratur, maka akan mengurangi resiko terserang diabetes. Bagi yang belum, tentunya Anda perlu melakukan perubahan satu, dua atau tiga, dalam pola hidup Anda dari sebelumnya.

"Pertanyaannya kita mau berusaha meningkatkan perbaikan gaya hidup individual kita atau tidak," kata Jared Reis, PhD, penulis utama penelitian dan epidemiologi dengan National Heart, Lung, dan Darah Institute, di Bethesda, Md, sebagaimanma dilansir dari Health.com

Reis dan rekan-rekannya menganalisis data lebih dari 200.000 pria dan wanita di delapan negara yang merupakan bagian dari studi jangka panjang pada diet dan kesehatan yang dipimpin oleh National Cancer Institute.

Pada pertengahan 1990-an, peserta studi menjawab kuesioner rinci tentang diet mereka, gaya hidup, riwayat medis, karakteristik fisik, dan profil demografis. Sepuluh tahun kemudian, sekitar 9% pria dan wanita telah mengidap diabetes. Sisanya, 81% yang tidak terkena diabetes memiliki karakteristik sebagai berikut


1.Berat badan normal.

Mereka tidak kelebihan berat badan atau obesitas, dan mempertahankan indeks massa tubuh di bawah 25 (setara ambang untuk ? 155 bagi wanita 5-kaki, 6 inci).

2.Tidak Merokok.

Mereka bukan perokok, atau mereka sudah berhenti merokok setidaknya selama 10 tahun.

3.Aktif secara fisik.

Mereka punya setidaknya 20 menit waktu berolahraga tiga kali dalam seminggu.

4.Diet sehat.

Mereka mengkonsumsi diet dengan banyak serat, sedikit lemak, karbohidrat halus atau sedikit gula.

5.Minum Alkohol.

Bagi pria minum alkohol satu hingga dua gelas per hari dan perempuan cukup satu gelas per hari.

Ingin jauh-jauh dari diabetes, tidak ada salahnya Anda mencoba cara ini

Sabtu, 30 Juli 2011

CERITA DARI NERAKA : JUST FOR FUN ;p

Seorang warga Indonesia meninggal dan karena amal perbuatannya buruk lalu ia dikirim menuju ke neraka.

Di sana ia mendapatkan bahwa ternyata neraka itu berbeda-beda bagi tiap negara asal. Pertama ia ke neraka orang-orang Inggris dan bertanya kpd orang-orang Inggris di situ: 'Kalian diapain di sini?'

Orang Inggris menjawab: 'Pertama-tama, kita didudukan di atas kursi listrik selama satu jam. Lalu didudukan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api. Lalu, setan Inggris muncul dan memecut kita sepanjang sisa hari.'

Karena kedengarannya tidak menyenangkan, si orang Indonesia menuju ke neraka lain. Ia coba melihat-lihat bagaimana keadaan di neraka AS, neraka Jepang, neraka Rusia dan banyak lagi. Ia mendapatkan bahwa kesemua neraka-neraka itu kurang lebih mirip dengan neraka orang Inggris.

Akhirnya ia tiba di neraka orang Indonesia sendiri, dan melihat antrian sangat-sangat panjang yang terdiri dari orang berbagai-bagai negara (tidak cuma orang Indonesia saja) yang menunggu giliran untuk masuk neraka Indonesia.

Dengan tercengang ia bertanya kepada yang ngantri: 'Apa yang akan dilakukan di sini?' Ia memperoleh jawaban: 'Pertama-tama, kita didudukan diatas kursi listrik selama satu jam, Lalu didudukan di atas kursi paku selama satu jam lagi. Lalu disiram dengan bensin dan disulut api.

Lalu setan Indonesia muncul dan memecut kita sepanjang hari.' 'Tapi itu kan sama persis dengan neraka-neraka yang lain toh. Lalu kenapa dong begitu banyak orang ngantri untuk masuk ke sini?'
'Di sini service-nya sangat-sangat buruk, kursi listriknya nggak nyala, karena listrik sering mati...kursi pakunya nggak ada, tinggal pakunya aja karena kursinya sering diperebutkan. ..bensinnya juga nggak ada tuh, karena harganya melambung tinggi, malah di tahun 2009 katanya mau naik lagi dan setannya adalah mantan anggota DPR, jadi ia cuma datang, tanda tangan absensi, lalu pulang.'

Neraka mana ya yang dipilih ???!!!!